Pasar Kamera Digital Tetap Subur

Dua wanita dari generasi berbeda di Prancis memotret dengan cara berbeda pula. Satu memotret dengan kamera digital, sedangkan yang lain memotret dengan ponsel berkamera resolusi tinggi. Ponsel berkamera resolusi tinggi sulit bersaing dengan kamera digital kompak karena para produsen ponsel hanya berfokus meningkatkan resolusi kamera digital di ponsel-ponsel mereka. Para produsen ponsel berlomba merilis ponsel berkamera resolusi tinggi untuk meningkatkan daya saing. Dengan kamera beresolusi tinggi, daya saing ponsel diharapkan meningkat karena konsumen tidak perlu lagi membeli kamera digital fungsi tunggal, terutama kamera kompak.

Firma riset iSuppli Corp menemukan, resolusi kamera digital pada ponsel meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. iSuppli mencermati, pada 2008 resolusi rata-rata kamera digital pada ponsel adalah 1,5 megapixel. Pada 2009, resolusi rata-rata tersebut meningkat menjadi 2,1 megapixel. iSuppli meyakini, peningkatan resolusi rata-rata kamera digital pada ponsel akan terus meningkat sehingga pada 2013 resolusi ratarata kamera digital pada ponsel akan mencapai 5,7 megapixel.

Sekilas, peningkatan rata-rata resolusi kamera digital pada ponsel itu memang tampak bergerak cepat. Namun demikian, iSuppli menegaskan, peningkatan resolusi rata-rata kamera digital pada ponsel ternyata tidak mampu mengejar peningkatan rata-rata resolusi kamera digital kompak, yaitu produk yang dinilai paling terancam kanibalisasi oleh ponsel berkamera resolusi tinggi.

iSuppli menjelaskan, resolusi rata-rata kamera digital kompak di dunia pada 2008 adalah 7,6 megapixel. Seperti pada ponsel, resolusi rata-rata kamera digital kompak juga akan terus meningkat. iSuppli memperkirakan, resolusi rata-rata kamera digital kompak pada 2013 akan mencapai 13,9 megapixel, alias lebih dari dua kali lebih tinggi daripada resolusi rata-rata ponsel berkamera digital pada 2013.

Ponsel berkamera resolusi tinggi memang berpeluang mengkanibal kamera digital kompak karena kinerja kamera digital pada ponsel semakin membaik, dengan peningkatan resolusi dan implementasi lampu kilat. Namun, kanibalisasi itu tidak akan segera terjadi,” ujar Consumer Electronic Analyst iSuppli Corp Pam Tufegdzic.

iSuppli menjelaskan, ponsel berkamera resolusi tinggi sulit bersaing dengan kamera digital kompak karena para produsen ponsel hanya berfokus meningkatkan resolusi kamera digital di ponsel-ponsel mereka. Menurut Compliance Services Indonesia, resolusi kamera bukan satu-satunya faktor penentu kualitas foto digital.

Dengan resolusi yang sama tinggi, kamera digital pada ponsel tidak mampu menandingi kualitas foto dari kamera digital kompak karena kamera digital kompak memiliki lensa lebih tangguh dan berkinerja lebih baik dalam mengelola cahaya, sehingga kamera digital kompak sanggup menghasilkan foto yang lebih tajam, cerah, sekaligus halus, dari pada foto dari ponsel.

“Hingga saat ini, ponsel belum mampu menandingi kualitas foto kamera digital kompak karena kamera digital pada ponsel kurang sensitif terhadap cahaya. Akibatnya, ponsel menghasilkan foto yang berkualitas lebih rendah daripada kamera digital kompak,” tutur Tufegdzic. Karena kualitas fotografi ponsel tidak dapat diandalkan,Tufegdzic menegaskan, sebagian konsumen enggan menggunakan kamera digital pada ponsel untuk memotret peristiwa-peristiwa berharga.

Misalnya foto-foto acara keluarga. Sehingga untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa berharga tersebut, konsumen lebih suka mengandalkan kamera digital fungsi tunggal, termasuk kamera digital kompak. iSuppli menemukan pula, para produsen ponsel sadar bahwa kualitas fotografi dari kamera digital di ponsel-ponsel mereka masih kalah daripada kamera digital kompak.

Karena itu,sebagian produsen ponsel mulai menanam lensa berkinerja tinggi,dan bahkan sistem stabilisasi citra, pada produk mereka. Namun demikian, ponsel berkamera resolusi tinggi yang dilengkapi lensa berkinerja tinggi dan sistem stabilisasi citra masih berharga empat hingga lima kali lebih tinggi daripada kamera digital kompak yang mampu menyajikan fungsi serupa.

Karena itu, sebagian besar konsumen masih memilih kamera digital kompak daripada membeli ponsel berkamera resolusi tinggi, dan konsumen yang sudah memiliki ponsel berkamera resolusi tinggi pun masih membeli kamera digital fungsi tunggal. Saat para produsen ponsel berbenah, para produsen kamera digital fungsi tunggal pun tidak tinggal diam.

iSuppli mengungkapkan, para produsen kamera digital fungsi tunggal berupaya menyerang balik para produsen ponsel dengan memproduksi kamera digital kompak yang berdimensi lebih mungil dan berbobot lebih ringan. “Apakah ponsel berkamera resolusi tinggi akan benar-benar menenggelamkan kamera digital kompak pada masa mendatang? Belum tentu.Sebab,para produsen kamera digital fungsi tunggal tidak akan menyerah begitu saja kepada para produsen ponsel,” tandas Tufegdzic.

Nyaris Kebal Krisis

Laporan firma riset International Data Corp (IDC) mengungkap, volume penjualan ponsel global pada 2009 turun 5,2% akibat hantaman krisis. Demi menghemat tabungan, konsumen di dunia pada tahun silam menunda pembelian ponsel baru, kendati sebagian besar ponsel yang dipasarkan di dunia pada 2009 sudah dilengkapi kamera digital.

Terpisah, laporan Camera & Imaging Products Association (CIPA) mengungkapkan pula,volume penjualan kamera digital global pada 2009 ternyata masih meningkat kendati dunia dilanda krisis finansial. Karena itu, pasar kamera digital global dinilai nyaris kebal dari dampak krisis dunia. Dibandingkan pada 2008, CIPA mengakui, pertumbuhan volume penjualan kamera digital global memang melemah.

Tetapi CIPA menegaskan, konsumen tetap membeli kamera digital baru kendati dunia dilanda krisis sehingga volume penjualan kamera digital global pada 2009 tidak turun. Berdasarkan data CIPA, volume penjualan kamera digital global pada 2008 bertumbuh 119,3%. Pada 2009 angka pertumbuhan itu melemah menjadi 88,4% akibat krisis. Memasuki 2010, saat krisis sudah usai, CIPA meyakini,volume penjualan kamera digital global akan bertumbuh 103,8%, alias mendekati pertumbuhan pesat pada 2008.

CIPA menjelaskan, pendorong utama pertumbuhan volume penjualan kamera digital global pada 2009 adalah kamera DSLR (digital single-lens reflex), alias kamera digital berkinerja tinggi yang bisa diganti-ganti lensanya sesuai kebutuhan pengguna. Dibandingkan kamera digital kompak, kamera DSLR berharga rata-rata relatif lebih tinggi.

Namun demikian, kamera DSLR menjanjikan kualitas fotografi digital yang lebih baik daripada rata-rata kamera digital kompak. Karena itu, konsumen berlomba membeli kamera DSLR. Laporan CIPA mengungkap, volume penjualan kamera DSLR global pada 2009 bertumbuh 102,3%. CIPA meyakini, volume penjualan kamera DSLR global akan meningkatlebihtinggi, menjadi111,1% pada 2010 karena kondisi perekonomian sudah membaik, sehingga konsumen tidak lagi berpikir dua kali untuk membeli kamera DSLR.

Sementara itu, CIPA menambahkan, volume penjualan kamera digital kompak global,yang dinilai paling terancam oleh kehadiran ponsel-ponsel berkamera resolusi tinggi, ternyata masih bertumbuh 87,2% pada 2009. Sedangkan berdasarkan data IDC, volume penjualan ponsel global pada 2009 turun 5,2%.

Seperti kamera DSLR, CIPA menegaskan, volume penjualan kamera digital kompak global pada 2010 akan meningkat lebih tinggi, yaitu menjadi 111,1%.Di pasar ponsel global, pendorong utama pertumbuhan volume penjualan memang bukan ponsel berkamera resolusi tinggi, melainkan smartphone.

CIPA mengungkapkan,volume penjualan kamera digital global mencapai 105,9 juta unit pada 2009. Artinya, industri kamera digital global mampu mempertahankan volume penjualan lebih dari 100 juta unit per tahun sejak 2007.

0 komentar:

Posting Komentar